Puluhan Tahun, Warga Kasemen Tinggal Di Rumah Reyot

Hidup dalam kemiskinan, keluarga Bapak Nahudi (59) dan Ibu Meriyam (56) warga Kampung Cipare Lor, RT/RW 003/001, Kelurahan Bendung, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten, selama puluhan tahun tinggal dirumah reyot,  tidak layak huni serta memprihatinkan.

Tidak hanya rumah yang tidak layak, kehidupan Bapak Nahudi juga serba kekurangan. Terlebih, Bapak Nahudi harus menghidupi ketujuah putra/putrinya yang rata-rata masih dibawah tujuh tahun. 

Untuk memenuhi kebuthan hidup keluarganya, Bapak Nahudi bekerja sebagai buruh kasar dengan penghasilan tidak menentu, sedangkan Istrinya tidak bekerja hanya mengurus anak-anak dan ibu kandungnya yang terbaring sakit tua sekitar tujuh tahunan.

Dari sisi pendidikan, ketujuh putra/i Bapak Nahudi juga tidak mampu mengenyam pendidikan sekolah dasar. Hanya satu putra dan satu putrinya saja yang disekolahkan.

Bagi bapak/ibu yang ingin berbagi dapat menghubungi Relawan #KitaPeduli atas nama Jumrani, No HP 0877 7418 4819, saudara Ismatullah 0859 2013 9266, Munajatun 0859 2400 0320. Bantuan dapat berupa uang tunai dan bahan-bahan bangunan matrial. 

Rencananya, Relawan #KitaPeduli akan membantu perbaikan rumah dari Bapak Nahudi pada Tanggal 10 Oktober 2016.

Untuk sementara ini, dana yang sudah terkumpul Rp959 ribu, bahan matrial berupa pasir satu mobil truk kecil, lima meter batang kelapa, dan semen tujuh sak.

NB:

-         Batas penerimaan bantuan sampai dengan Tanggal 8 Oktober 2016.

-         No Rekening Bank BRI : 008401007329532 a/n Jumrani

Dokumentasi saat relawan #KitaPeduli berkunjung ke rumah Bapak Nahudi belum lama ini.

Bapak Nahudi (kiri) bersama enam putra/putrinya berfoto bersama salah satu relawan #KitaPeduli (Kaos Kuning)

Ibu Mertua Bapak Nahudi yang terbaring sakit sekitar tujuh tahun

Salah satu putra bapak Nahudi yang melanjutkan sekolah dasar kelas 2

 Salah satu putri Bapak Nahudi berumur enam tahun yang putus Sekolah Dasar (SD)

Peralatan dapur seadanya

Kamar mandi tanpa kakus

Dinding rumah yang rapuh, hampir roboh dengan puluhan penyangga bambu

Dua putra/i bapak Mahudi duduk diamben Ruang tamu sekaligus tempat tidur

Tamapak samping rumah bersebelahan dengan kamar mandi

Ruang tengah rumah

Dinding penyangga rumah, tampak dari samping sebelah kanan rumah